Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Webtoon Korea ‘Killstagram’

KICAUQQLOUNGE – Bagi penggemar setia webtoon Korea pasti sudah tidak asing dengan judul satu ini. Killstagram yang rilis pada Mei 2019 merupakan webtoon yang menyajikan nuansa horor dan thriller sesuai judulnya. Menceritakan tentang Remi, selebriti Instagram yang hidupnya mendadak berubah karena ada stalker yang terobsesi ingin memilikinya. Lewat tagline “Pembunuhan Berantai Lewat Hastag”. Ada beberapa pesan moral terkait media sosial yang harus kita tahu. Apa saja itu?

Kebahagiaan yang dirasakan lewat upload konten di media sosial adalah semu

Pesan

Pernah kah kamu merasa lega, senang, dan puas setelah berhasil mengunggah foto atau status yang telah diedit sedemikian rupa ke media sosial? Lalu menganggap apa yang kamu rasakan, pikirkan, dan lakukan adalah sesuatu yang spesial sehingga semua orang perlu tahu? Mungkin begitu, tapi sebetulnya perasaan senang itu tidak sepenuhnya nyata. Perasaan itu akan pudar setelah beberapa jam mengunggah konten dan mungkin kamu akan menjadi hambar. Karena kamu telah menggantungkan rasa senang lewat media sosial yang mana merupakan dunia maya. Kita tahu interaksi di media sosial tidaklah nyata, sehingga kesan dan pesan bahagia pun tidak akan bertahan lama.

Ketenangan bisa terancam bila terlalu sering mengunggah hal privasi di media sosial

Banyak orang yang tidak segan-segan share tentang masalah pribadi di media sosial tanpa memikirkan pesan yang akan diterima publik dibalik itu, mungkin kamu juga pernah melakukannya. Apa pun motifnya, coba pikir-pikir lagi deh, sebelum melakukan untuk yang selanjutnya. Kamu telah dengan sukarela menunjukkan kepada publik bahwa kamu sedang dilanda masalah. Sementara, tidak semua follower atau orang yang menyimak status tersebut kamu kenal dan merupakan orang baik.

Lalu, orang akan menilai kamu tidak profesional, karena membawa masalah yang seharusnya menjadi privasi untuk diri sendiri malah disebarluaskan di media sosial. Kamu pun seolah jadi tidak punya ruang privasi bila terlalu sering mengunggah foto dengan mencantumkan lokasi yang sedang dikunjungi, paspor, tiket perjalanan, kompleks perumahanmu yang itu semu bisa merujuk pada informasi pribadi. Seperti Remi di episode 2, dia yang gemar upload foto dengan mencantumkan berbagai hastag yang memuat informasi pribadi pun mulai terancam ketenangan dan keselamatannya setelah tahu ada stalker yang terobsesi kepadanya. Bahkan Jia, teman dekat Remi, menjadi korbannya.

Hiduplah apa adanya, karena menjadi terkenal tidak selalu membuat bahagia

Pesan

Dikenal banyak orang memang menyenangkan. Mereka tahu apa yang kita sukai, bagaimana kita hidup, sampai dapat hadiah atau perlakuan istimewa. Seolah kita bisa melakukan dan mendapatkan apa pun yang kita inginkan karena menjadi orang terkenal. Namun, ternyata tidak selamanya menjadi orang terkenal itu menyenangkan dan bahagia.

Remi yang menganggap dirinya hanya selebriti Instagram, bukan seorang artis, merasa capek karena popularitasnya yang mendatangkan banyak job dan menuntut dia harus tampil ‘sempurna’. Puncaknya, pada episode 11, setelah teror dan meninggalnya Jia, Remi merasa kesepian di tengah banyak orang di media sosial yang mengkhawatirkannya. Selain itu, kamu pasti juga pernah dengar beberapa KPop idol mengaku justru kesepian dan menderita. So, hiduplah apa adanya, untuk jadi bahagia tidak perlu mengejar popularitas. DOMINO99

Like dan komentar dapat menjadi candu yang buruk

Motif upload foto atau status di media sosial adalah like dan comment. Kamu pasti akan merasa senang ketika orang-orang banyak yang menyukai dan mengomentari kontenmu. Sebaliknya, kamu akan merasa sedih dan kadang kecewa bila jumlah like dan comment tidak sebanyak biasanya. Kamu pun akan mengedit sedemikian rupa kontenmu agar jadi lebih menarik.

Menurut Laurent E. Sherman dkk. pada studi The Power of the Like Adolescences: Effects of Peer Influence on Neural and Behavioral Responses to Social Media (2016), ada nucleus accumbens yakni saraf aktif di otak yang terlibat dalam proses penghargaan, kognisi sosial, dan perhatian yang akan aktif ketika melihat foto di media sosial mendapat banyak like. Jika merasa seperti itu, ada kemungkinan kamu haus akan eksistensi dan pengakuan.

Pada akhirnya, media sosial bukanlah tempat yang selalu aman untuk berekspresi

Pesan

Sekarang memang eranya kebebasan berpendapat dan media sosial sebagai salah satu sarana untuk melakukannya, berbagi cerita atau momen pribadi. Namun, bila memikirkan berapa banyak follower atau orang di media sosial yang tidak kita kenal, risiko akan keselamatan pun tidak bisa dihindari. Berkaca dari kisah Remi di Killstagram, ada baiknya kita mulai memperhatikan porsi dan bagaimana cara kita berekspresi di media sosial. Karena segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Itu lah beberapa pesan moral dari webtoon Korea Killstagram. So, berhati-hatilah ketika bermain di media sosial, ya. AGEN POKER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *