5 Fakta Kolitis Ulseratif, Radang Usus yang Disertai Bisul dalam Perut

5 Fakta Kolitis Ulseratif, Radang Usus yang Disertai Bisul dalam Perut

KicauQQ Lounge – 5 Fakta Kolitis Ulseratif, Radang Usus yang Disertai Bisul dalam Perut

Hingga sekarang belum diketahui penyebab dan obatnya

Tips jitu games sakong online  –

Ketimbang radang usus, mungkin istilah kolitis ulseratif (ulcerative colitis) masih asing di telinga. Kolitis ulseratif adalah penyakit usus yang menyebabkan adanya peradangan jangka panjang pada sel-sel yang melapisi usus besar dan rektum.

Bisa dibilang, kolitis ulseratif adalah penyakit radang usus (inflammatory bowel disease atau IBD) yang menyebabkan borok atau peradangan.

Sayangnya, hingga saat ini belum diketahui apa penyebab dan pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan kolitis ulseratif. Karena itu, penyakit ini tidak bisa disepelekan karena biasanya Pkv games  menyebabkan luka, terjadi peradangan, hingga bisa menimbulkan bisul di susu. Bahkan, dalam beberapa kasus komplikasi penyakit ini juga bisa mengancam jiwa.

Supaya kita lebih waspada, yuk, tengok beberapa fakta medis seputar kolitis ulseratif, mulai dari penyebab, gejala, jenis, dan penanganannya.

5 Fakta Kolitis Ulseratif, Radang Usus yang Disertai Bisul dalam Perut

1. Belum ada penyebab pasti dari kolitis ulseratif

Saat ini penyebab pasti dari kolitis ulseratif masih belum diketahui. Ada yang menyebutkan jika penyakit ini disebabkan oleh diet serta stres, tetapi nyatanya dua hal tersebut tidak menyebabkannya.

Terdapat kemungkinan lain, yaitu kerusakan sistem kekebalan tubuh. Saat sistem imunitas mencoba untuk melawan bakteri atau virus yang menyerang, respons kekebalan tidak berlangsung normal, yang bisa menyebabkan sistem kekebalan juga ikut menyerang sel-sel yang ada di saluran pencernaan.

Faktor keturunan pun tampaknya berperan dalam kemunculan kolitis ulseratif karena dinilai penyakit ini muncul pada anggota lain. Namun, kebanyakan orang dengan penyakit ini nyatanya juga tidak memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang sama.

Meski demikian, melansir Healthline, para peneliti percaya jika kolitis ulseratif adalah hasil dari sistem kekebalan yang sangat aktif. Hanya saja, sampai sekarang belum bisa dipastikan cara sistem kekebalan bisa merespons bakteri atau virus yang justru menyerang usus besar.

Setidaknya sampai sekarang para peneliti menyimpulkan penyebab kolitis ulseratif terdiri dari tiga faktor, meliputi:

Gen: seseorang mungkin mewarisi gen penyebab kolitis ulseratif yang bisa meningkatkan risikonya
Gangguan kekebalan lainnya: kalau seseorang sudah mempunyai setidaknya gangguan kekebalan, peluang mengalami kolitis ulseratif akan semakin besar sakong online
Faktor lingkungan: bakteri, antigen, dan virus bisa memicu sistem imunitas

2. Jenis kolitis ulseratif

Melansir Mayo Clinic, para ahli menggolongkan kolitis ulseratif berdasarkan lokasinya, yaitu:

Proktitis ulseratif: peradangan yang terbatas pada area di dekat anus (rektum). Gejalanya adalah pendarahan di daerah rektal
Proctosigmoiditis: peradangan ini melibatkan rektum serta kolon sigmoid (ujung bawah usus besar). Gejalanya diare berdarah, kram perut serta nyeri, dan ketidakmampuan untuk buang air besar meskipun keinginan untuk membuang kotoran amat besar (tenesmus)
Kolitis sisi kiri: peradangan meluas dari rektum ke atas melewati usus besar sigmoid dan desenden. Gejalanya adalah diare berdarah, nyeri di sisi kiri, kram perut, dan urgensi untuk buang air besar
Pankolitis: jenis ini sangat memengaruhi seluruh usus besar dan menyebabkan serangan diare berdarah yang mungkin parah, nyeri, kram perut, mudah lelah, hingga penurunan berat badan yang signifikan

3. Gejala kolitis ulseratif 

Peradangan usus jangka panjang yang disertai luka ini bisa menyebabkan masalah pencernaan yang serius. Dampaknya bisa berupa penurunan berat badan, nafsu makan yang buruk, dan mual. Ini dibenarkan dalam laporan yang dimuat dalam jurnal Gastroenterology and Hepatology tahun 2010.

Gejala yang bisa dilihat dari pasien dengan kolitis ulseratif adalah demam, anemia, serta penurunan berat badan. Penelitian tersebut melihat insiden peradangan usus dengan luka yang diperkirakan terjadi pada 2-7 per 100.000 orang.

Selain penurunan nafsu makan, masih ada beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai. Mengutip laman Medical News Today, biasanya gejala kolitis ulseratif biasanya diare, konsistensi feses pun melunak.

Untuk beberapa orang, gejala yang dirasakan adalah sakit perut yang disertai kram dan keinginan untuk buang air besar. Diare yang dirasakan bisa dimulai secara perlahan atau terjadi tiba-tiba. Hal ini biasanya sangat bergantung dengan luas penyebaran dari peradangan yang terjadi.

Secara umum, gejala kolitis ulseratif meliputi:

Sakit perut dan diare berdarah disertai lendir
Kelelahan
Penurunan berat badan
Anemia
Kehilangan nafsu makan
Dehidrasi
Suhu tinggi
Dorongan berlebih ketika buang air besar
Beberapa gejala di atas disebutkan memburuk pada pagi hari. Jadi, bila kamu mengalami, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Gejala mungkin akan terasa ringan atau tidak dan dirasakan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun pada suatu waktu.

4. Perbedaan antara kolitis, kolitis ulseratif, dan penyakit Crohn

Gejala kolitis ulseratif mirip dengan penyakit usus lainnya, seperti kolitis dan penyakit Crohn. 

Kolitis sendiri berarti usus besar yang meradang atau teriritasi. Ini bisa disebabkan oleh banyak hal seperti virus atau bakteri. Sementara itu, kolitis ulseratif dinilai lebih parah, karena tidak disebabkan oleh infeksi dan bersifat seumur hidup.

Melansir Cleveland Clinic, gejala kolitis ulseratif dan penyakit Crohn hampir sama. Penyakit Crohn juga merupakan bentuk IBD yang dialami seumur hidup. Kondisi ini membuat saluran pencernaan meradang atau teriritasi, terlebih usus kecil dan usus besar. Gejala penyakit Crohn adalah diare dan kram perut, mirip dengan kolitis ulseratif, kan?

Sampai saat ini, para peneliti membedakan penyakit Crohn dan kolitis ulseratif dengan melakukan beberapa tes, seperti tes feses, tes darah, endoskopi, kolonoskopi, biopsi, dan CT scan.

5. Diet tepat untuk pasien kolitis ulceratif 

Merujuk sebuah penelitian berjudul “Dietary Habits in Patients with Ulcerative Colitis—Cause of Nutrient Deficiency?” dalam Food Nutrition Sciences Journal tahun 2014, terdapat sekitar 60 persen pasien kolitis ulseratif yang mengalami malnutrisi. Oleh sebab, pola makan harus diperhatikan.

Para peneliti melakukan studi semi wawancara yang terstruktur kualitatif pada 25 pasien berusia rata-rata 46,7 tahun yang mengidap kolitis ulseratif selama 1-35 tahun.

Berdasarkan wawancara tersebut, pasien merasa ketidaknyamanan pada usus ketika mengonsumsi gula, alkohol, susu sapi, daging merah, rempah-rempah, dan roti.

Tidak sedikit dari mereka juga membatasi konsumsi produk susu dari menu makanan mereka. Hanya 20 persen saja pasien yang mengonsumsi kalsium tambahan untuk menjaga kesehatan tulang.

Seperti dijelaskan di laman Healthline, pasien dengan radang usus tidak bisa menerima makanan dengan kandungan lemak yang tinggi karena biasanya menyebabkan diare. Oleh sebab itu, makanan rendah lemak menjadi pilihannya.

Di samping itu, pasien kolitis ulseratif juga diharuskan untuk mengonsumsi lebih banyak vitamin C dan makanan berserat tinggi untuk melancarkan sistem pencernaan.

Itulah fakta medis seputar penyebab, gejala, jenis, serta penanganan kolitis ulseratif. Bila mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, periksakan diri ke dokter agar dapat diketahui penyebab dan mendapat penanganan yang semestinya.

baca juga : 5 Manfaat Menakjubkan Buah Kedondong, Si Kecut yang Segar

sumber : Agenpoker

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *