Lima Kebiasaan Ini Jangan Dilakukan Sembarangan!

Lima Kebiasaan Ini Jangan Dilakukan Sembarangan!

Lima Kebiasaan Ini, Berita KicauQQ – Saya punya kebiasaan unik soal sampah. Setiap kali sehabis makan sesuatu dan tidak ada tempat sampah di sekitar, saya remas pembungkusnya sampai kecil dan simpan ke dalam saku.

Saya akan bawa terus sampai bertemu dengan tempat sampah. Saya tidak bisa dengan enak hati dan tanpa rasa bersalah, membuang begitu saja sampah tidak pada tempatnya.

Sama pula waktu di mobil. Baik kemasan sisa kudapan maupun botol plastik air mineral bekas saya tahan dulu dalam mobil, sampai bertemu tong sampah entah di warung atau toko swalayan.

Saya tidak mampu membuangnya dengan membuka kaca jendela dan melemparkan dengan santai ke jalan. Meskipun saya tahu, ada tukang bersih-bersih jalan yang bakal menyapunya. Namun, saya tidak berminat menambah beban pekerjaan mereka. Hati kecil saya menolak itu.

Lima kebiasaan yang masih sering kita lakukan :

Membuang sampah sembarangan

Sejak kecil, seyogianya sebagian besar kita telah diajari orangtua untuk membuang sampah pada tempatnya. Pada salah satu ajaran agama, tertulis pula bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.

Menjalankan kebersihan adalah pelaksanaan nyata dari iman. Namun, kita tidak bisa menampik, masih saja ada orang di sekitar yang membuang sampah sembarangan.

Saya selalu gagal mengerti. Mengapa mereka membuang sampah sesuka hati? Apakah malas mencari tempat sampah? Apakah karena praktis tinggal lempar? Tidak malu dan sungkan dilihat orang sekitar?

Gampang saja. Tengoklah sungai di sekitar lingkungan Anda. Saya jamin, sebagian besar ada sampah berserakan di sana. Sungai dianggap sebagian orang menjadi tempat sampah. Nanti kalau banjir, semua kelabakan dan saling menyalahkan. Ulah sendiri padahal!

Meludah sembarangan

Sekali waktu ketika berjalan di satu jalan kecil, saya pernah menjumpai seseorang meludah sembarangan. Air liurnya yang begitu banyak dimuntahkan tepat ke tengah jalan. Saya amati benar itu.

Dengan lenggang kangkung, ia meneruskan berjalan tanpa memperhatikan bagaimana saya yang melihatnya. Jijik bukan main! Belum lagi jika ludahnya bau.

Ngupil sembarangan

Ini juga begitu. Perlu menjadi perhatian kita bersama. Segala kegiatan bersih-bersih seharusnya dilakukan secara pribadi dan tertutup, tanpa terlihat orang. Main QQ Online Yuk!

Melihat orang asyik ngupil itu tidak mengasyikkan sama sekali. Tiap-tiap kita sepatutnya tahu, jika bersama orang, sepantasnya menunda untuk mencari harta karun itu. Tahanlah, sampai sendirian adanya.

Kentut sembarangan

Perihal keempat yang tidak boleh luput dari perhatian adalah terkait buang angin. Memang, buang angin seketika seusai hasrat muncul adalah sangat melegakan.

Tetapi, perlu diingat, bunyi dan baunya begitu mengganggu sekitar. Tidak ada yang mau menghirup itu. Terlebih jika orang sekitar sedang makan. Tentu, ada yang kelewat emosi.

Ngomong sembarangan

Terakhir tetapi tidak kalah penting, adalah begitu baik jika kita selalu menjaga ucapan. Jangan berbicara sembarangan, menyebarkan berita hoaks, apalagi terkait seseorang.

Selain merusak reputasi diri, sangat bisa menyinggung perasaan orang lain. Kita pun boleh dituntut pencemaran nama baik olehnya. Hati-hati dengan segala omongan!

Meski memang tidak ada aturannya…

Lima kebiasaan di atas memang tidak ada hitam di atas putihnya. Jika tetap dilakukan secara sembarangan, sulit dihukum atau ditahan di penjara. Namanya juga kebiasaan. Tiap-tiap orang sesekali pernah melakukan, entah sadar atau tidak.

Tetapi, berhubung kita hidup bersama dengan orang lain dan guna menjaga perasaan serta menghormati keberadaan mereka, alangkah lebih baik jika ditata teratur.

Simpanlah ludah yang telah menggunung dan tahan sampai masuk ke toilet atau bertemu wastafel yang tidak terlihat orang. Ngupil dan kentut pun lakukanlah di tempat sepi. Lebih cocok di kamar mandi.

Nikmatilah aroma kentut tanpa berbagi dengan sekitar. Orang lain tentu sangat ikhlas atas keegoisan ini. Terkait ngomong, ucapan seperti pedang bermata dua.

Selain mengoreksi diri, mengoreksi pula orang lain. Jika dasar koreksi tidak beralasan dan hanya bersumber dari “katanya”, kita bisa dituduh bersangka buruk. Kendalikan lidah agar tidak rusak pertemanan dan hubungan.

Akhir kata…

Kita telah diajari sopan santun dan etika, yang memang tidak tertulis dan tidak terlalu jelas hukumannya jika tidak dilaksanakan. Tetapi, sebaiknya-baiknya manusia, tentu yang mampu menghargai dan menghormati orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *