Buaya Nil Pemangsa Manusia Tak Mudah Dijebak

Kicauqq – Di balik tenangnya perairan Danau Tanganyika di foto bawah ini, jangan kira tidak ada buayanya. Buaya Nil Pemangsa Manusia Tak Mudah Dijebak

Danau terbesar kedua di Afrika itu merupakan tempat tinggal spesies Buaya Nil (Crocodylus niloticus).

Buaya Nil Pemangsa Manusia Tak Mudah Dijebak

Begitu banyak buaya nil ada satu nama yang sampai kini di bicarakan oleh banyak orang.

Setiap kali penduduk setempat melihatnya, mereka akan bertanya-tanya ‘Sudah berapa banyak manusia di dalam perut reptil itu? Mungkin hampir 300 orang’.

Buaya misterius itu oleh warga diperkirakan berusia 60 tahun. Namun ada ciri yang membuat buaya tersebut dikenal sangat menakutkan.

Sangat Berbahaya Buaya Satu Ini

Buaya Nil Pemangsa Manusia Tak Mudah Dijebak

Di tubuhnya terdapat bekas luka tembakan sebanyak tiga kali. Bayangkan, kena tembak tiga kali oleh pemburu, tapi dia masih bisa hidup sampai sekarang.

Karena ukurannya yang sangat besar, raja air tawar ini lebih tertarik menyantap hidangan yang lebih besar. Tidak cukup makan ikan saja seperti buaya umumnya.

Menariknya, buaya ini konon rela diet atau ‘puasa’ berbulan-bulan untuk menunggu mangsa berikutnya. Biasa nya nelayan dan anak-anak menjadi santapan utama karna mudah di santap.

Buaya yang belakangan diberi nama Gustave ini akan mengibaskan ekor yang sangat kuat ke mangsanya sebelum membuat mereka lemas.

Di antara mangsa Gustave yang paling membuat heboh adalah pekerja kedutaan Rusia saat sedang mandi di Danau Tanganyika.

Berita tentang pembunuh berantai akuatik berdarah dingin di danau itu sampai ke telinga seorang pemburu asal Prancis, Patrice Faye.

Buaya Nil Pemangsa Manusia Tak Mudah Dijebak

Selama dua tahun Faye memantau dan meneliti gerak gerik reptil tersebut. Dia bahkan sempat membuat film dokumenter berjudul The Killer Croc.

Film yang tayang pada tahun 2014 itu memperlihatkan usaha Faye untuk menjerat buaya misterius itu. Dia begitu terobsesi dengan misinya.

Sekadar info, nama Gustave merupakan pemberian Faye kepada Buaya Nil raksasa yang hidup di Danau Tanganyika itu.

Sangat Pintar Dan Susah Di Jebak

Faye memasang jebakan besar untuk memburu buaya raksasa itu, tetapi tidak berhasil. Menurut Faye, Gustave sangat cerdas.

Buaya Nil satu ini tidak mudah tertipu. Tidak sampai di situ saja, Faye meyakini Gustave memiliki naluri bertahan hidup yang tinggi.

Percobaan pertama di lakukan dengan membuat sangkar besar dengan isi daging kambing dan lain nya, namun sekali lagi tidak membuahkan hasil dan tidak menarik nafsu dari buaya ini.

Kemudian tim Faye memasang tiga jebakan raksasa di tepi sungai yang lebih strategis, tetapi hanya buaya kecil yang malah terperangkap di dalamnya.

Pada minggu terakhir sebelum Faye dan timnya meninggalkan Afrika, mereka mengumpankan seekor kambing hidup ke dalam sangkar.

Sayangnya, kameranya rusak parah akibat badai semalam. Saat keesokan hari nya sangkar ini di temukan terbuka dan kambing di dalamnya menghilang entah kemana rimba nya.

Akhirnya Faye menyerah dan mulai memasang pelacak pada buaya biasa untuk mempelajari perilaku Gustave dengan bantuan penduduk setempat.

Lokasi legendari ini pun sangat sulit di temui saat ini. Faye tak pernah mendapatkan informasi yang akurat mengenai buaya raksasa itu.

Apakah sedang diam di sebuah tempat demi mejauh dari sentuhan manusia. Atau mungkin sudah menjadi ikat pinggang atau tas tangan. Jika mati, di mana bangkai buaya raksasa itu?

Sampa detik ini tidak di ketahui keberadaan nya. Semuanya masih serba misterius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *