Isabella Guzman Pembunuh Ibu Kandung Sakit Paranoid Schizophrenia, Apa Itu?

Isabella Guzman Pembunuh Ibu Kandung

Agen Poker – Isabella Guzman Pembunuh Ibu Kandung , wanita yang viral karena tersenyum setelah membunuh ibu kandungnya sendiri, dibebaskan dari hukuman. Pengadilan memutuskan tidak menghukumnya karena gangguan kejiwaan yang diidapnya.

Isabella Guzman Pembunuh Ibu Kandung Wanita asal Colorado, Amerika Serikat, yang menikam sang ibu hingga 151 kali pada 2013 ini didiagnosa paranoid schizophrenia. Suatu kondisi yang menyerang mental.

Seperti dikutip dari Psycom, paranoid schizophrenia, merupakan jenis penyakit turunan dari schizophrenia. Gangguan ini menyebabkan penderitanya sering berkhayal dan berhalusinasi.

Psikiater Dr. Richard Pounds, menyebutkan adanya tanda-tanda nyata halusinasi pada wanita yang membunuh ibunya ketika ia berusia 18 tahun itu. Richard merupakan salah satu tim dokter yang memeriksa kondisi kejiwaan Isabella Guzman.

Tatapannya kosong, berbicara dengan seseorang yang tidak ada, dan tertawa sendirian,” kata Richard, seperti dikutip dari Daily Mail.

Psikolog Dina Cagliostro, PhD, dalam ulasannya tentang paranoid schizophrenia, menjelaskan bahwa salah satu gejala gangguan ini adalah penderita tidak dapat membedakan mana yang nyata dan hanya khayalan atau halusinasi. Hal ini membuatnya sulit menjalani kehidupan seperti orang pada ummnya.

Jika schizophrenia hanya terjadi pada 1,1 persen orang dari populasi orang di seluruh dunia maka penderita paranoid schizophrenia lebih banyak. Bahkan dinyatakan sebagai jenis gangguan mental kronis paling umum.

Jika schizophrenia hanya terjadi pada 1,1 persen orang dari populasi orang di seluruh dunia maka penderita paranoid schizophrenia lebih banyak. Bahkan dinyatakan sebagai jenis gangguan mental kronis paling umum.

Sejumlah gejala bisa dialami penderita paranoid schizophrenia seperti Isabella Guzman. Ini beberapa gejalanya seperti dipaparkan Mayo Clinic.

Risiko Cryptic Pregnancy pada Pengidap Gangguan Kejiwaan

Delusi atau suka berkhayal. Bukan khayalan biasa yang hanya mengawang-awang di pikiran. Dalam kasus ini, khayalan dianggap sebagai sesuatu yang nyata. Misalnya saja merasa dirinya disakiti atau dikasari, memiliki kekuatan tertentu, merasa terkenal, merasa dikuntit, orang jatuh cinta padanya padahal tidak, atau menganggap gestur tubuh seseorang sebagai ancaman.

Halusinasi. Biasanya ditandai dengan melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Ada juga yang merasa menyentuh atau mencium sesuatu yang tidak nyata tapi kebanyakan pengidap paranoid schizophrenia akan merasa mendengar hal-hal di luar nalar.

Keras kepala. Mereka tidak bisa dibantah tentang hal-hal atau keyakinan tak biasa yang ada di pikirannya.

Tidak bisa berpikir secara jernih yang menyebabkan mereka kesulitan mengucapkan kata-kata. Saat menjawab pertanyaan atau menjelaskan sesuatu, disampaikan setengah-setengah, tidak sinkron atau mengucapkan kata-kata yang sulit dimengerti.

Mengasingkan diri dari keluarga dan teman-teman. Maka dari itu seorang penderita paranoid schizophrenia cenderung memilih hidup sendirian atau mengurung diri di kamar.

Fungsi normal terganggu. Umumnya ditandai dengan ketidakpedulian terhadap kebersihan dan perawatan diri atau tidak tertarik melakukan aktivitas sehari-hari. Pada beberapa kasus, mereka seperti tidak mempunyai emosi, misalnya saja menghindar kontak mata dengan orang lain, ekspresi wajah tak berubah atau berbicara dengan intonasi datar.

Perlu diingat bahwa gejala paranoid schizophrenia bisa berbeda-beda pada tiap orang. Tergantung tingkat keparahannya. Sejumlah tes juga harus dilakukan oleh tenaga profesional untuk mendiagnosa apakah seseorang benar mengidap paranoid schizophrenia atau gangguan kejiwaan lain.

Dalam kasus Isabella Guzman, ia baru dinyatakan bebas satu tahun setelah peristiwa berdarah itu terjadi. Diagnosa paranoid schizophrenia dikeluarkan setelah pakar kejiwaan memeriksanya secara intensif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *