Sate Maut yang Sebabkan Anak Ojol di Bantul Tewas Mengandung Racun

Sate Maut yang Sebabkan Anak Ojol di Bantul Tewas Mengandung Racun

Sate Maut Mengandung Racun, Berita KicauQQ – Kematian N (10) anak driver ojol di Sewon, Kabupaten Bantul masih menjadi misteri. Bocah malang ini tewas usai menyantap sate ayam yang didapatkan Bandiman (47) ayahnya, dari sebuah orderan offline pada Minggu (25/4) lalu.

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi menjelaskan saat ini pihaknya masih menunggu hasil laboratorium dari sampel sisa sate. Namun, dugaan sementara sate itu mengandung racun.

“Baru sebatas duga-dugaan. Dugaan sementara seperti itu (sate beracun) . Detail menunggu lab,” kata Ngadi dihubungi, Kamis (29/4).

Sampel sate ini sebelumnya telah dikirim ke BBTKLPP Yogyakarta. Belum diketahui kapan hasil laboratorium keluar.

“Belum, sampai saat ini belum terima (hasil lab),” ujarnya.

Sate Maut bermula disebut sebagai makanan Takjil

Peristiwa ini bermula dari Bandiman menerima order offline di seputaran Stadion Mandala Krida Yogyakarta dari seorang perempuan misterius.

Dia diminta untuk mengantar makanan takjil ke sebuah perumahan d Kasihan, Bantul kepada orang yang bernama Tomy. Perempuan itu hanya berpesan bahwa takjil dari ‘Hamid dari Pakualaman’.

Sesampai di lokasi, Tomy sedang di luar kota. Istri Tomy tidak mau menerima kiriman makanan tersebut lantaran merasa tidak tahu siapa pengirimnya. Begitu pula Tomy ketika saat itu dihubungi mengaku tidak kenal.

Takjil kemudian dibawa pulang oleh Bandiman dan disantap bersama keluarga hingga akhirnya sang putra meninggal dunia di rumah sakit.

Ngadi belum mau berspekulasi apakah makanan terebut dimaksutkan untuk Tomy. Pihaknya saat ini masih mencari perempuan misterius yang menjadi asal mula takjil ini.

“Baru perdalam detailkan info yang didapatkan,” ujarnya.

Sate Maut yang Sebabkan Anak Ojol di Bantul Tewas Mengandung Racun

Sementara itu, kepada wartawan Bandiman sempat bercerita bahwa saat dihubungi, Tomy mengaku tidak mengenal orang yang bernama Hamid. Sementara istri Tomy juga tidak mau menerima takjil tersebut lantaran tidak mengenal pengirim.

Di rumah, anak keduanya N baru pulang dari masjid dan mendapatkan gudeg. Dia kemudian ingin makan sae ayam yang dibawa bapaknya.

Bandi dan anak pertamanya juga mencicipi sate itu dua tusuk tanpa bumbu. Sementara N memakan lontong yang dilumuri bumbu kecap.

“Hanya setengah sendok. Anak saya bilangnya pahit panas. Lari ke dapur cari minum ke dapur, jatuh,” katanya.

N dibawa ke RSUD Wirosaban untuk mendapatkan pertolongan. Namun di sana nyawanya tidak tertolong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *